Minggu, 28 Juli 2013

Ma'af Mah,,,,






Assalamualaikum mah,,,,,,

Genap Delapan tahun sudah, dan pada hari ini 8 tahun lebih 2 hari. Tatapan terakhirmu masih melekat, gak sedikitpun terlupa. Seulas senyum, meski hampir gak terlihat masih sempat mamah berikan. Aku tau makna senyuman itu, aku ikhlas mah melepasmu saat itu. Aku baik-baik saja saat itu, aku bisa tersenyum di antara tangisan kakak dan bapak. Aku bisa melakukannya saat itu. Tapi disetiap aku ingat tatapan dan senyuman terakhirmu, jiwaku remuk. Aku lemah, aku tidak baik-baik saaja. I'm not okay mom. Aku hanya mencoba untuk selalu menjadi kuat yach yang terkuat di antara ketiga buah hatimu. Itulah yang selalu kalian bangga kan karena aku selalu dengan jiwa terkuat. Tapi sebenarnya akulah yang terlemah diantaranya, aku pembohong besar. Aku aktris terhebat dalam hidupku. Aku mampu tersenyum dan terlihat bahagia di depan semuanya untuk menutupi luka dan kelemahanku. 

Ma'af mah, aku bukan yang terkuat,aku jauh dari harapanmu. Aku hanya anak bungsumu yang manja dan lemah. Aku seperti anak manja lainnya, gak mampu tanpa dukungan seorang ibu sepertimu. Aku gak sanggup lagi berpura untuk baik-baik saja, aku membutuhkanmu mah. Aku lemah, sepertinya aku kehilangan kontrol. Aku bak mobil yang remnya sedang blong, aku gak akan bisa terkendalikan tanpa sentuhan montir mahir seperti mu mah. Aku takut, sangat takut mah.

Ma'afkan aku mah, tahun ini aku tidak melakukan seperti biasa yang aku lakukan selama 7 tahun yang berlalu. Aku bukan lupa atau melalaikannya tapi aku berusaha untuk bisa lepas dari kesedihan. Tapi ternyata sia-sia, aku masih belum bisa, aku masih lemah dan manja. Sulit untuk aku lakukan. Semua seperti terrekam dan seakan aku sedang menonton film bagai benar-benar ada di depan mataku. Aku susah melupakan setiap harus melewati tanggal 27 Juli, untuk berusaha menghindari ingatanku. Aku sengaja melakukan perjalanan yang akan menyibukkan pikiranku, ternyata semua sama sekali gak ada gunanya. Bayangan tepat jam 03.00 pagi di tanggal 27 juli 8 tahun yang lalu seperti nyata di depan mata. Tatapan terakhir dan senyuman terakhirmu hanya tertuju buatku. Aku harus saling menatap dan membalas senyumanmu saat itu, tersenyum sesaat sebelum matamu tertutup untuk selamanya. Setiap inci matamu yang sayu untuk menutup aku masih ingat karena akulah pilihan terakhir matamu, akulah orang terakhir yang terpilih yang harus menyaksikan detail kepergianmu. Perlahan matamu menutup, perlahan helaan napasmu semakin melemah dan akhirnya tidak bernapas. Tangan ini yang harus merasakan tanganmu semakin dingin. Sakit jiwaku mah, pedih rasanya hatiku menangis harus memutar kembali memori itu setiap 27 juli. Maaaahhhh,,,,,

Mah, aku merindukan kehangatan dan belaianmu,,,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar