Sabtu, 06 Juli 2013

Dia Bagiku

Mamaaaaaahhh,,,!!!!
Ma'af mah, aku masih pengen bercerita kepadamu. Jadi gak apa-apa yach aku berceloteh lagi, karena dengan cara inilah aku bisa mengendalikan diriku. Jangan sampai aku memikirkan atau melakukan hal yang jauh karena stresss ku ini, atau bisa jadi gantung leher kaleeee hmmmm. Jangan cemberut dunk mah aku bercanda, aku masih anakmu yang sedikit memiliki iman.

Mah, aku takut aku gak sempat memperkenalkan dia padamu. Aku takut aku benar-benar hancur, aku takut dia pergi. Jadi sekarang sebatas hanya untuk mamah ketahui aja, meski sebenarnya dari sana mamah bisa melihat sendiri. Tapi aku tetap ingin menceritakannya padamu, anggap saja aku sedang berkhayal biar sedikit membuat aku senang meski aku tau harapan itu sudah di ujung tanduk.

Yaaaaccchhh, "Dia", andai mamah masih berada dialam yang sama denganku mamah pasti tau dan kenal siapa dia dan keluarganya bahkan mamah lebih tau dariku. Dia merubah segalanya mah, hidupku jadi berbeda. Dengannya aku bisa melakukan apa saja yang aku pikirkan. Cara berpikirkupun mulai berubah, meski dia tidak pernah menyadari dia membawa banyak perubahan dalam hidupku. Aku sekarang tidak selalu meratapi kepergianmu dengan selalu menangis seakan tidak ikhlas. Aku mulai bisa menerima perlakuan yang tidak biasa sehingga aku bisa bersosialisasi lagi, aku sekarang mau belajar mengetahu hal-hal yang tidak aku sukai yang sebenarnya wajib aku ketahui mamah tau sendiri apa itu karena itu adalah rahasia kita berdua.

Aku  banyak berubah dalam bersikap mah, aku mulai bisa mendewasakan diri meski dia belum mampu melihat itu. Aku bisa belajar untuk tidak bergantung lagi sama siapapun, aku bisa tersenyum setiap hari. Dia membuat otakku lebih waras dari sebelum-sebelumnya mah. Dia begitu berarti untukku mah, aku bisa terbuka dan menceritakan apapun kepadanya, padahal mamah kan tau sendiri hal itu paling tidak bisa aku lakukan selama ini. Selama ini aku hanya bisa mengungkapkan masalah dan segala kegelisahan hanya dengan tulisan dan menggambar kartun. Tapi sekarang aku mampu mengutarakannya padanya. Dia mampu membuatku nyaman untuk melakukan itu, entah dia sadar atau tidak akan hal itu mah.

Dia juga membuatku mampu untuk menulis lagi, yach hobi sekaligus cara untuk menenangkan diri, yang selama ini telah lama aku tinggalkan seiring kepergianmu. Tau gak mah, saat pertama melihatnya aku sudah simpatik dengan aurax yang terpancar dari tatapan dan sorotan matanya juga senyuman dan ketenangannya. HHmmm saat itu aku iseng aja bergumam semoga suatu saat nanti aku dipertemukan lagi dengannya dalm kondisi yang berbeda. Nyatanya beneran mah aku ketemu lagi kan dengannya. 

Aku begitu sayang padanya dan selalu mendambanya untuk bersama menyempurnakan agama, aku pengen jadi pendamping yang berbakti dan taat. Dan aku berharap bila esok saat menutup mata aku pergi atas Ridhonya sebagai pendampingku. Hmmmm, eeeiiitsss ma'af mah jangan sedih dunk. Ini air mata mengenang kebahagiaan aku kan cengeng mah. Anggap saja sekarang aku sedang akting seperti dulu saat mamah menyaksikan aku pentas drama atau tari. Jadi dengan begitu mamah gak akan ikutan sedih.

Jangan sedih mah, aku gak ingin orang lain terbebani dengan hidupku termasuk mamah atau siapapun. Apalagi dia, aku gak ingin dia terbebani karena aku. Karena aku ingin dia bahagia karena aku sayang ma dia mah. Ma'af yah mah, aku tidak bisa menepati janji untuk memperkenalkan dia padamu, aku hanya bisa menepati janji menceritakan tentang dia.

Hanya sepenggal fiksi itu yang mampu aku ceritakan mah, karena aku gak sanggup lagi untuk lebih banyak mengenangnya, Aku gak sanggup dan gak mampu jika harus mengingat untuk melupakan pernah bertemu dan kenal dengannya. UUpppsss, ma'af mah nangis lagi. Biarkan aku menangis mah, karena saat ini hatiku terkoyak.

Jangan khawatir mah, kalau mamah datang menjemput dan kita tinggal bersama aku pasti akan menceritakan lebih banyak lagi tentang dia,,,

Udahan dulu yah mah, mamah istrahat dah ya. Aku gak sanggup lagi mengenangnya, aku mau ngaji dulu mencari sedikit ketenangan karena untuk tidur, seperti biasa mah aku tidak bisa. 
Bye Mah,,,
Nantikan surat-suratku berikutnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar